Oleh: Siti Fatimah, S.Pd.
(Guru Perintis SMP Negeri 1 Padalarang)
Penugasan TMBB di sekolah kami dilaksanakan bulan Januari 2019. Penulis adalah salah satu dari delapan guru perintis yang dtugaskan dan merupakan kali kedua bagi sekolah kami dalam mengikuti program ini.
Awalnya bingung harus bagaimana? apa yang mesti dilakukan sebagai guru perintis? Setelah kami mengikuti sosialisasi yang diadakan di subrayon 02, barulah ada sedikit bayangan dari keterangan yang diberikan. Dan yang lebih menantang adalah karena kami angkatan ke dua, maka harus lebih baik dari yang sebelumnya.
Dimulailah seleksi pemilihan siswa. Ternyata, antusiasnya cukup baik, terbukti peminatnya cukup banyak. Maka terpilihlah 40 siswa untuk delapan guru perintis.
Pengalaman yang paling mengesankan dan menjadi trending topik di kalangan guru perintis adalah ketika bulan ramadhan menjelang Idul Fitri, yaitu sebagian besar siswa ada yang mudik alias pulang kampung. Pekerjaan guru perintis menjadi lebih ekstra, bagaimana harus mengumpulkan semua reviu, sedangkan mereka mungkin sedang menikmati acara bersua dengan keluarga besarnya.
Sebelum hal itu terjadi, akhirnya kami mengantisipasi dengan cara membuat reviu sebelum mereka liburan. Meskipun pekerjaan menjadi lebih banyak, karena harus diskusi dan presentasi hasil reviunya dua kali lebih banyak, namun ketika liburan berlangsung tidak direpotkan. Jadi tidak ada alasan untuk bolong reviu.
Pengalaman kedua yang tak kalah menarik adalah ketika akhir bulan itu internet tiba-tiba mati total di sebagian besar wilayah Indonesia, dikarenakan ada masalah teknis. Kami sebagai koordinator sekolah merasa sangat tertekan sekali dengan deadline pengumpulan reviu.
Alhamdulillah akhirnya penulis bisa memenuhi target pencapaian yang telah disepakati. Salah satu caranya adalah dengan menginstal aplikasi yang bisa membuat internet tetap hidup.
Sempat juga mendengar dari salah satu rekan guru perintis, bahwa beliau harus mengeluarkan uang pribadi untuk mengisi kuota salah seorang siswa yang tengah liburan di Jawa Tengah. Beliau rela membelikan kuota internet demi memenuhi tengat waktu yang telah dirembukkan. Berbeda dengan rekan penulis yang lain, dia harus mendatangi rumah salah satu siswa yang sedang sakit cacar.
Berbagai pengalaman telah kami lalui dalam mengikuti TMBB ini. Di antaranya berliterasi wisata ke berbagai daerah. Ketika ada acara kelas 7 Saba Kota, peserta TMBB diikutsertakan untuk membaca senyap dan berfoto untuk didokumentasikan. Tidak lupa ketika kelas 8 ada outing class ke Yogyakarta, kami selalu menyisipkan kegiatan literasi wisata. Terakhir, literasi wisata kami adalah mengunjungi Puspa Iptek Kota Baru Parahyangan. Sambil berliterasi, siswa menikmati beragam sains yang ditunjukkan dan mencoba sendiri kecanggihan atau manfaat dari sains itu sendiri.
Sama halnya dengan literasi wisata, kami juga mengadakan readhaton yang di ikuti oleh seluruh sivitas akademika. Readhaton ini kami lakukan selain sebagai tantangan juga sebagai pembiasaan. Sebagai wakil dari guru perintis, penulis mempresentasikan hasil reviu dan mendapatkan sebuah hadiah sebagai bentuk apresiasi sekolah.
Itulah sekelumit kegiatan TMBB yang kami lakukan di SMP Negeri 1 Padalarang. Seru,asyik dan menggelitik. Salam Literasi.