SINDANGKERTA (NEWSROOM).- Suhartono, Kepala SMPN 1 Sindangkerta, memberikan apresiasi kepada 12 siswa yang sudah menyelesaikan TMBB (Tantangan Membaca di Bandung Barat) dalam waktu 7 bulan, dari Februari sampai dengan Agustus dengan menyematkan pin literasi kepada mereka yang telah berhasil.
“SMPN 1 Sindangkerta merasa bangga kepada para siswa yang sudah memberikan contoh kepada warga sekolah lainnya dalam budaya membaca sebelum pelajaran dimulai. Hal ini menjadi semacam jawaban dari TMBB yang sedang gencar digalakkan,” Sambut Suhartono.
Sementara itu Sri Sunarti, Wakasek kurikulum, dalam komentarnya menyatakan bahwa pemberian pin litersi tersebut adalah agenda spesial dari “Sirung Manis” Sindangkerta 1 Unggul dalam Membaca dan Menulis, sebagai bentuk penghargaan kepada para siswa penggiat literasi, dan juga diharapkan dapat memotivasi siswa lainnya untuk mereviu buku; semacam AIH, Y chart, dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan literasi.
Ditambahkan oleh Sri Sunarti bahwa GLS Sirung Manis yang dimbing oleh Parida dan Candra Aditia, para guru bahasa Indonesia, memiliki harapan agar GLS ini lebih maju dan efektif dalam membangun warga sekolah yang literat. Sosok literat yang dimaksud, adalah:
- Mampu menentukan seberapa banyak informasi yang dibutuhkan.
- Mampu mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien.
- Mampu mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis.
- Mampu memadukan informasi yang dipilih ke dalam pengetahuan diri.
- Mampu menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
“Berdasar pemikiran itulah “Sirung Manis” dalam implementasinya menjadi sebuah wadah yang memberi ruang bagi siswa untuk berproses menjadi literat, warga sekolah menjadi literat, yang akhirnya literat menjadi kultur atau budaya yang dimiliki individu dan sekolah,” imbuh Sri.
Sementara itu, Suhartono, mengatakan pula bahwa pada intinya keterampilan membaca merupakan dasar seseorang untuk memeroleh pengetahuan.
“Kemampuan dan keterampilan membaca merupakan modal dasar untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan sikap siswa. Oleh sebab itu, “Sirung Manis” sebagai salah satu GLS menjadi salah satu alternatif untuk menumbuhkembangkan budi pekerti siswa melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.” Tutup Suhartono.*** AGU