CIHAMPELAS. (NEWSROOM). SMP Darul Falah Cihampelas sebagai Sekolah Model Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) guna menguatkan kompetensi guru dalam implementasi penyusunan perangkat pembelajaran abad 21. Hal ini merupakan salah satu strategi dalam peningkatan kualitas kompetensi guru. Narasumber yang dihadirkan adalah yang kompeten di bidangnya yakni, Nanang Saeful Anwar, Yuli Ridawati, Eti Rohaeti, dan Suparman. Sabtu (03/8/19).
Seperti diketahui, sistem pembelajaran abad 21 merupakan suatu peralihan pembelajaran dimana kurikulum yang dikembangkan saat ini menuntut sekolah untuk mengubah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pendidik (teacher-centered) menjadi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-centered). Hal ini sejalan dengan tuntutan dunia masa depan dimana siswa harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar. Kecakapan tersebut diantaranya adalah kecakapan komunikasi, kolaborasi, kreatif dan berpikir kritis. Semua kecakapan ini bisa dimiliki oleh guru, jika mampu mengembangkan rencana pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan yang menantang siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah.
Dalam paparannya, narasumber menekankan agar guru tidak lagi mengajar dengan cara yang ‘kuno’. Guru dituntut untuk menjadi dinamis dan melek teknologi. Untuk menempuhnya diperlukan persiapan yang matang; salah satu persiapan yang penting adalah dengan membuat Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan keperluan. Dalam bimbingan penyusunan RPP ini, para guru dibagi menjadi beberapa ‘rumpun’ sesuai mata pelajaran yang diampunya. Setiap kelompok dibimbing dalam teknis penyusunan RPP yang memuat ‘4C’ yaitu, Communication, Collaborative, Critical thinking, Creative and Innovative, disertai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), dan Literasi. Tujuannya adalah kecakapan guru dalam mendidik dapat termutakhirkan sesuai dengan pembelajaran abad 21.
Sementara itu, Syamsu Rizal, Guru PJOK, mengungkapkan tentang pentingnya teknologi, dan manfaat kegiatan tersebut seperti seorang yang dibekali ‘sejata sebelum menuju medan perang.’
“Kegiatan bimbingan ini menyadarkan saya, bahwa sebagai guru kita harus dapat berdamai dengan teknologi dan menyiapkan senjata sebelum berperang,” ujar Syamsu Rizal.
Di sisi lain, Siti Nurbaya, guru Bahasa Inggris, mengatakan bahwa Bimtek ini me-‘remind’ tentang tujuan pembelajaran yang selama ini sering terabaikan.
“Kami diingatkan kembali untuk merancang tujuan pembelajaran dengan mengunakan pola ABCD. Audience, Behavior, Condition and Degree,” tutur Siti Nurbaya.
Di kesempatan terpisah, H. Baehaqi, Kepala SMP Darul falah, menyampaikan apresiasi atas antusias para guru dalam Bimtek di atas. Dengan kegiatan tersebut, masih menurut Baihaqi, SMP Darul Falah kini memiliki standar baku dalam penyusunan RPP, sehingga antara persiapan dan pelaksanaan kegiatan tidak lagi ditemukan kesenjangan. Perangkat pembelajaran lainnya pun diharapkan dapat diimplementasikan di kelas, sebagai jawaban atas tantangan zaman di abad 21. ***
Sumber Berita: Salman Alfarisi
(Editor Newsroom: Adhyatnika GU & Ema Damayanti)