
Akhir-akhir ini banyak WA yang masuk ke chat pribadi. Intinya, semua bertanya, ‘Bagaimana kegiatan pembelajaran di SMPN 4 Cikalongwetan dilaksanakan, karena di sekolah tidak semua siswa mempunyai HP, jadi bagaimana pembelajaran daring dilaksanakan?
Hal di atas dikarenakan mereka mengetahui kondisi geografis dan sosial sekolah ini. Tentu saja Penulis menjawab sesuai keadaan sebenarnya, dengan mengungkapkan sejumlah solusinya.
Jika dirata-ratakan, tingkat kepemilikan HP siswa di SMPN 4 Cikalongwetan hanya mencapai 20 persen, beberapa di antarnya bahkan dipakai bersama dengan orang tua. Selain hal tersebut, letak sekolah pun menjadi sebab sulitnya jaringan penyedia telekomunikasi. Kendala lainnya adalah kemampuan ekonomi orang tua untuk membeli kuota internet.
Seperti diketahui, saat ini muncul kebijakan Pemerintah yang mengharuskan siswa harus belajar di rumah. Hal ini membuat sekolah harus cepat mencari solusi agar proses belajar mengajar tetap berlangsung. Penulis sadar bahwa pembelajaran moda daring relatif sulit dilaksanakan di sekolah ini.
Akhirnya, sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum, Penulis mengumumkan melalui grup WA agar semua guru harus memberikan tugas terstruktur untuk kegiatan siswa selama dua minggu ke depan.
Walaupun pada awal kurang respon, tetapi melaui pendekatan melaui telepon akhirnya 90 persen guru menyetujui bahwa proses belajar mengajar harus tetap berlangsung dengan mempersiapkan sejumlah tugas.
Sebelum Subuh Penulis rekap semua tugas dari guru, dan langsung diberikan kepada bidang Humas untuk diperbanyak. Alhamdulillah Kepala Sekolah menyetujui hal tersebut.
Selepas upacara pada Senin pagi (16/03/2020) Kepala Sekolah menginformasikan kepada seluruh siswa tentang kebijakan belajar di rumah, dan juga tentang Corona, serta bagaimana upaya pencegahannya.
Semua siswa diberikan surat edaran dari sekolah dengan dilampirkan tugas terstruktur yang harus dikerjakan setiap mata pelajaran. Khusus Kelas IX dibekali juga soal-soal latihan bekas UN dan US tahun lalu untuk dipelajari di rumah. Selain itu. siswa juga diberikan buku-buku non-pelajaran untuk dibaca di rumah dan sebagai bukti siswa harus membuat review-nya.
Sekolah pun mendata siswa yang memiliki HP dan memasukannya ke group kelas. Untuk siswa siswa yang mengikuti kegiatan tantangan membaca diberi pengarahan khusus oleh guru pembimbing.
Tepat pukul 10.30 siswa dipulangkan, setelah itu sekolah mengadakan rapat dinas, yang dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah. Salah satu keputusan dalam rapat dinas itu bahwa semua guru wajib hadir ke sekolah, akan tetapi karena kondisi yang mewajibkan guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran di rumah atau diisitilahkan sebagai Bekerja Dari Rumah (BDR), akhirnya kami mengambil keputusan kedatangan di sekolah dilakukan secara bergiliran.
Seperti diketahui, pada 26 Maret 2020 Bupati Bandung Barat mengeluarkan Surat Edaran No 440/769-Disdik tentang Kebijakan Dalam Masa Darurat Pencegahan Penyebaran Covid-19, dan menetapkan masa perpanjangan swakarantina hingga 11 April 2020. Hal ini membuat sekolah mengambil sejumlah langkah untuk menyikapinya.
Langkah yang diambil sekolah, yakni tetap melaksanakan proses pembelajaran melalui berbagai media informasi. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan Mendikbud ‘Carilah informasi baik di media on line ataupun media cetak (jika memiliki), atau lihat tayangan televisi tentang apa itu virus corona, bagaimana penyebarannya, cara mencegah dan mengantisipasinya. Apa yang sudah dilakukan oleh mu untuk mencegah penyebaran virus corona ini.
Sekolah pun mengajak semua siswa agar selalu banyak berdo’a dan melaksanakan ibadah di rumah, bantu pekerjaan orang tua, bersih-bersih lingkungan sekitar rumah, menjaga kesehatan dan tetap belajar seperti biasa, membaca buku baik buku pelajaran maupun non-pelajaran yang dimiliki di rumah. Semua ini, mengikuti petunjuk dan melaksanakan peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah pusat maupun daerah dalam menjaga dan mengindari penyebaran virus Covid-19.
Tentu banyak kendala lain yang dihadapi, tetapi atas kerja sama semua pihak semua kesulitan dapat diatasi. Kepala Desa, Ketua RT dan RW, Komite Sekolah, Babinsa dan juga orang tua siswa sangat berperan dalam hal tersebut.
Semoga situasi akan kembali normal seperti sediakala, dan kegiatan pembelajaran dapat kembali terlaksana seperti biasa.***
Penulis: Endang Wahyu Widiasari, M.Pd (Wakasek Kurikulum SMPN 4 Cikalongwetan)
Editor: Adhyatnika GU (Newsroom)