Oleh: Rahmat Sodik
(Guru Matematika SMPN 1 Cihampelas)
Porgram Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) angkatan 9 dilaksanakan selama delapan bulan dengan enam bulan masa pendidikan dan dua bulan masa jeda akhir tahun anggaran. Pendidikan dimulai 16 Agustus 2023 dan berakhir 27 April 2024 dengan total 310 Jam pelajaran. Penulis mendapatkan tugas sebagai Pengajar Praktik (PP) dari dua puluh enam PP Se- Kabupaten Bandung Barat. Hal tersebut berdasarkan surat dari BBGP Jawa Barat perihal Penetapan Aktor Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) Angkatan 9 di Provinsi Jawa Barat nomor 3418/B7.2/GT.02.00/2023 tanggal 12 Agustus 2023.
Penulis bertugas mendampingi enam Calon Guru Penggerak (CGP) diantaranya Abdul Wahab dari SMPN Satu Atap Sasakseng Cipatat, Dikdik Mulyani dari SMPN 3 Cipeundeuy, Mukidi dari SMAN 1 Cililin, Nunik Wahyuni dari SMPN 3 Cihampelas, Rahman Hidayat dari SMAN 1 Rongga, dan Safitri Andayani dari SDN Rawasari Cipeundeuy.
Penulis merasa bersyukur dan bangga mendapatkan kepercayaan dari BBGP Jawa Barat untuk mengemban tugas sebagai PP. Selain bertugas, penulis juga bisa mendapatkan penguatan dan pembaharuan lagi tentang materi-materi pembelajaran di pendidikan Guru Penggerak yang selalu update dengan perkembangan isu-isu pendidikan saat ini terutama terkait merdeka belajar.
Strategi pembelajaran PGP menggunakan dua moda, moda daring dan moda luring, untuk pembelajaran moda daring oleh narasumber, instruktur dan fasilitator. CGP mendapatkan tiga paket modul; paket modul satu paradigma dan visi Guru Penggerak, paket modul dua praktik pembelajaran yang berpihak pada murid, dan paket modul tiga pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah, sedangkan dalam pembelajaran moda luring melalui pendampingan individu dan lokakarya oleh pengajar praktik.
Dalam hal ini, penulis berpendapat bahwa strategi pengajar praktik untuk meningkatkan kompetensi CGP adalah melalui COCOL (coaching-collaboration). Coaching diterapkan saat Pendampingan individu yang berfokus pada merefleksikan penerapan pembelajaran dan Collaboration di terapkan saat lokakarya yang berfokus pada melatih keterampilan dan merefleksikan pengalaman bersama rekan sejawat.
Pada setiap kegiatan pendampingan, PP melakukan coaching terhadap CGP. Pada pendampingan individu kesatu refleksi awal kompetensi Guru Penggerak, pendampingan individu kedua perubahan paradigma pemimpin pembelajaran, pendampingan individu ketiga implementasi pembelajaran yang berpihak pada murid, pendampingan individu keempat evaluasi dan pengembangan proses pembelajaran, pendampingan individu kelima rancangan program yang berpihak pada murid, pendampingan individu keenam refleksi perubahan diri dan dampak pendidikan.
PP dapat berperan sebagai seorang coach bagi CGP dalam mengembangkan kompetensi mereka, sebagai mitra yang mendengarkan secara aktif dan mengajukan pertanyaan untuk memicu pemikiran. Tujuannya, memaksimalkan potensi pribadi dan profesional CGP. Teknik coaching lainnya yaitu menggunakan strategi mendengarkan dan bertanya dengan RASA (receive, acknowledge, summarize, ask). Receive menerima/menangkap kata-kata kunci yang diucapkan CGP, acknowledge memberi tanda bahwa PP mendengarkan/memberikan perhatian penuh, summarize membuat rangkuman dari seluruh pembicaraa dan mengkonfirmasinya, dan ask memberikan pertanyaan terbuka yang membuat pemahaman CGP lebih dalam tentang topik yang sedang dibicarakan.
Penerapan pembelajaran melalui strategi collaboration oleh pengajar praktik diterapkan di lokakarya; lokakarya orientasi proses belajar, lokakarya kesatu pengembangan komunitas praktisi, lokakarya kedua visi untuk perubahan lingkungan belajar, lokakarya ketiga peran pemimpin dalam pembelajaran, lokakarya keempat penguatan praktek coaching, lokakarya kelima kolaborasi dalam pengelolaan program yang berpihak pada murid, lokakarya keenam keberlanjutan pengembangan diri dan sekolah, dan lokakarya ketujuh panen hasil belajar.
Kolaborasi menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran. Kolaborasi dapat memberikan banyak manfaat bagi CGP. Kolaborasi dapat membantu CGP untuk meningkatkan kompetensinya, mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam, membuat pembelajaran lebih menyenangkan, mengembangkan keterampilan kolaborasi, meningkatkan motivasi belajar, dan membangun rasa saling menghargai.
Setiap lokakarya, PP dalam setiap kelas mengampu sepuluh sampai delapan belas orang CGP. PP membagi lagi menjadi kelompok-kelompok kecil antara tiga sampai enam CGP dan pengelompokan itu dirubah/berbeda setiap kali kegiatan lokakarya sehingga CGP mendapatkan pengalaman belajar yang beragam.
Berdasarkan pengamatan penulis selama menjalankan tugas sebagai pengajar praktik. Penerapan strategi coaching-collaboration dalam mendampingi calon Guru Penggerak sangat efektif dan mampu meningkatkan kompetensi calon Guru Penggerak. Kedepannya, penulis akan menerapkan strategi coaching-collaboration ini dalam pembelajaran di satuan pendidikan tempat penulis mengajar. *