Oleh: Siska Nurjanah, S.Pd.
(Guru Perintis SMPN 4 Cisarua)
Bulan januari 2019 merupakan awal dari masa TMBB (Tantangan Membaca Bandung Barat) untuk tahun ke dua. Kegiatan ini dilaksanakan selama tujuh bulan dan akan menghasilkan rivew buku sebanyak tiga buah dalam satu bulan, sehingga menjadi 21 buku selama tujuh bulan. Minimal satu buku dalam sebulan harus dibaca oleh guru perintisnya. Reviu disajikan dalam berbagai bentuk mulai dari bentuk fishbone, Y-chat, sampai hasil review berbentuk infografis.
Saya disini sebagai guru perintis pemula yang dikirim oleh sekolah untuk mengikuti sosialisasi GLS TMBB ini, awalnya masih merasa bingung. Namun, seiring waktu berjalan, saya mendapatkan pengalaman dan tanggung jawab baru ketika bergabung dengan teman- teman sesama guru perintis, sehingga mendapatkan banyak pelajaran berharga yang bisa saya petik dari kegiatan ini.
Kegiatan TMBB di sekolah saya masih sangat kurang memuaskan jika dibandingkan dengan Hasil TMBB di sekolah lain. Kendala yang dihadapi di sekolah saya sangat banyak, mulai dari fasilitas buku bacaan fiksi yang kurang mencukupi, libur panjang yang membuat anak susah untuk bisa diminta hasil riviewnya, sampai pergantian guru perintis. Hambatan tersebut membuat hasil riview bulan juli dan agustus tercecer, tidak terkoordinir dan belum sempat di unggah ke grup Sub Rayon, sehingga membuat saya kebingungan untuk mengerjakan dan melanjutkan programnya.
Semangat saya untuk mengikuti sosialisasi ini mulai tumbuh ketika saya berbagi ceritera dengan guru- guru perintis dari sekolah lain. Mereka memberi semangat yang tinggi kepada saya, agar terus melanjutkan hasil riview yang masih kurang yaitu hasil riview bulan juli dan agustus. Sayang sekali jika hasil riview para siswa dan guru selama lima bulan kebelakang menjadi sia-sia. Dari situlah saya mulai tergugah dan meminta bantuan guru perintis yang lain yang ada di sekolah untuk bisa membantu mengumpulkan hasil review para siswa di sekolah. Dengan kerjasama yang kompak, alhamdulillah, untuk lapaoran bulan juli dan agustus bisa terselesaikan walaupun agak terlambat.
Dengan mengikuti sosialisasi GLS ini saya mendapatkan banyak ilmu baru yang bisa saya ambil dan dijadikan motivasi untuk saya untuk di implementasikan di sekolah. Semoga saya bisa memberikan inspirasi dan memotivasi diri sendiri, para guru, siswa-siswi dan semua warga sekolah. Saya berharap budaya membaca tidak lagi sebagai sebuah tantangan membaca dari Bupati Bandung Barat saja, akan tetapi menjadi sebuah kebutuhan.
Membaca dan menuliskan hasil bacaan itu tentunya tidaklah mudah, perlu ketekunan dan keuletan untuk melakukannya. Selain itu, membaca dan menulis akan jadi kebutuhan, jika dalam diri kita sudah tertanam rasa senang, dan haus akan informasi, terlebih, jika berminat untuk menuliskannya. Walaupun banyak terdapat tantangan dan hambatan yang harus dilalui, namun hal itu merupakan sebuah warna tersendiri dalam mengikuti program TMBB, yang dapat meningkatkan program pembudayan membaca di Kabupaten Bandung Barat, khususnya di sekolah kita.
Editor: Nani Sulyani