NEWSROOM – (PADALARANG). – Meskipun dalam kondisi New Normal (Kebiasaan Baru) yang masih dinyatakan darurat untuk dilaksanakan kegiatan, SMP Negeri 3 Padalarang tak pernah kehabisan ide dan berhasil menyelenggarakan Lomba Eksperimen Sains (LENSA) Digital Copid-19 ke-10 selama Pembelajaran Jarak Jauh(PJJ) berlangsung beberapa bulan terakhir ini.
Kepala SMP Negeri 3 Padalarang, Iwan Ridwan Setiadi mengungkapkan rasa syukur dan terimakasihnya kepada seluruh Tim Science Club, terutama Pembina, Pembimbing, peserta dan orang tua siswa atas dukungan dan partisipasinya menyukseskan kegiatan LENSA. Beliau berharap agar siswa mampu berkarya, menggali potensi diri, berani mencoba, bereksprerimen,serta selalu semangat menambah wawasan dan keterampilan meskipun dalam keadaan serba sulit di masa pandemi ini.
“Alhmadulillah, Science Club SMP Negeri 3 Padalarang dapat menyelenggarakan Lomba Eksperimen Sains Digital, di saat siswa belajar dari rumah dan mengisi libur akhir tahun pelajaran di masa pandemic copid-19,saya berharap dengan lomba ini siswa dapat berkarya, menggali potensi diri, berani mencoba, bereksprerimen,serta selalu semangat menambah wawasan dan keterampilan meskipun dalam keadaan serba sulit. Tak lupa saya ucapkan banyak terimakasih kepada seluruh tim SC mulai dari Pembina, pembimbing, orang tua, peserta SMP Negeri 3 Padalarang atas suksesnya kegiatan.” Ungkap Iwan kepada tim Newsroom KBB (11/09/2020).
Lomba LENSA ini bertema “ Tetap Semangat Lomba Eksperimen Sains dengan digital walau Copid-19” dan diikuti oleh anggota Science Club kelas 7 dan 8 yang merupakan angkatan ke 14 dan 15. Teknik yang dipakaipun berbeda dari biasanya, tim Science Club mengoptimalkan penggunaan media sosial WhasApp, Zoom, Google classroom, Instagram, dan Youtube dalam penyelenggaraannya. Semua dilaksanakan dengan protokol kesehatan pandemi. Siswa dan guru bekerja dari rumah dengan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Tahapan pertama untuk lomba LENSA ini adalah peserta memilih judul eksperimen dari Youtube sesuai keinginan, kemudian mereka menyiapkan alat dan bahan sederhana, mencoba eksperimen, membuat dan mengedit video yang dilakukan di rumah masing-masing, guru pembimbing hanya memberi arahan dari jarak jauh. Lalu video eksperimen diunggah dan dipublikasikan melalui Instagram agar Juri bisa melihat dari hasil postingannya. Proses penjurianpun tidak dilakukan dalam satu hari melainkan sebulan setelah postingan untuk melihat like dan komentar terbanyak. Bagi peserta Juara, mendapatkan hadiah berupa pulsa karena melihat kondisi memang itulah yang dibutuhkan oleh siswa disaat pandemi.
Peraih juara ke-1 adalah Fitri Hania dengan judul Roket Air. Zahira Marsha Diva dengan judul The Power of Air terpilih sebagai juara terpavorit karena terbanyak mendapat like di instagram. Sedangkan terpilih sebagai juara inovatif pertama adalah Nabilah Rizqullah dengan judul Gelas Pelangi, Terkreatif pertama dengan judul Gelembung di dalam Gelembung diraih oleh Anida Mutamitul Ula. Sedangkan peraih uara ke-2 dan ke-3 adalah Api dalam Air (Bunga Cantika), Tornado dalam Air dan Minyak (Aprillia), Bunga Merica (Haida Sumarni), Lampu Lava ( Khodijah Nur Alya), Melting Rainbow (Tessalonica Adelen), Vacuum Candle (Revina Anggraeni), Layer of Mass different types of liquid (Anggun Revalina Syifa), dan Rainbow Milk (Nesya Regina Safanahbu).
Kerjasama yang baik dari semua pihak, terutama dukungan penuh dan partisipasi aktif dari kepala sekolah, Pembina SC Mardiah Alkaff, Rini Wulan, Agus Maulana sebagai pelatih yang juga alumni SC.08, para juri, Imas Akillah, Arief Budi dan Tulodo Cipta, guru dan staf SMP Negeri 3 Padalarang. Panitia kelas 9 sebagai SC.013 yang diketuai oleh Audrey Amanda Rostemi yang semangat dan mampu bekerja kerja keras, penuh kesabaran dalam membimbing adik-adiknya hingga mampu menghasilkan video eksperimen sains dan mengunggahnya di Instagram.
Hal tersebut mampu menciptakan keberhasilan yang memuaskan dan mengundang beberapa komentar positif dan harapan yang optimis dari para juara seperti Anida Mutamitul Ula yang mengutarakan kekagumannya, “Asalnya sangat susah mengedit video, sampai berkali-kali aplikasi video didownlod. Sampai ruang penyimpon habis. Akhirnya menghapus banyak aplikasi dan foto lainnya demi ikut Lomba sains. Awalnya hampir menyerah karena susah mengeditnya. Tapi karena terus berjuang dan berusaha akhirnya berhasil deh, jadi juara pertama terkreatif. Jadi pelajarannya, di saat Pandemi begini, kita gak boleh gampang menyerah selagi belum berusaha dan berjuang.” Ungkapnya.
Pengakuan dan harapan optimis pun dikuatkan oleh Pembina SC SMP Negeri 3 Padalarang, Mardiah Alkaff yang mengatakan bahwa Lomba eksperimen Sains (Lensa) ini akan terus berjalan karena merupakan salah satu kegiatan unggulan dan rutin tahunan di Science Club yang mampu mencetak generasi Scientist yang tangguh dan berprestasi.
“Pada ekskul ini, paling utama adalah menumbuhkan rasa cinta remaja pada dunia sains. Selain itu, kegiatannya mampu membangun banyak karakter positif. Keberanian, aktif, kreatif, tidak mudah putus asa, kuat, tangguh dan pastinya percaya diri tumbuh dengan baik. Dalam ekskul Sains di SMP siswa tidak diharapkan menjadi peneliti profesional. Namun, sedini mungkin memberi bekal menjadi manusia tangguh yang berhasil menaklukkan berbagai tantangan dengan ilmu dan kegiatan sains. Harapannya, dengan variasi dan berkesinambungannya kegiatan SC, di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pemimpin yang jujur dan berani menghadapi tantangan.” Tandasnya.
Berita : Riska Mutiara
Narasumber : Mardiah Alkaff
Hebat, kreatif,inovatif tidak pantang menyerah ,selamat… anak anak pejuang ilmu pengetahuan ,semoga kalian dengan hasil yang yg telah diraih menjadi motivator untuk siswa yg lain khususnya siswa SMP negeri 3 Padalarang dan untuk para remaja pada umumnya .
Salut dan selamat untuk para pembina,pelatih SC dan para juri
can cbd cream help neuropathy