Oleh: Anggun Ambarwati, S.Pd.
(Guru Perintis SMP Negeri 2 Ngamprah)
“Buku adalah Jendela Dunia, Membaca Kuncinya”. Slogan di atas mungkin sangat pas dengan tujuan literasi yang sedang digaungkan pemerintah saat ini. Kabupaten Bandung Barat adalah salah satu kabupaten yang konsen dengan Gerakan Literasi Sekolah. Dan salah satu program yang sedang dijalankan adalah Tantangan Membaca Bandung Barat (TMBB), yang memiliki berbagai dampak positif dalam perubahan karakter siswa baik.
Siswa belajar untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang harus dikerjakan merupakan salah satu hal positif dari TMBB. Tidak hanya itu, TMBB yang digagas oleh KBB juga dapat melatih kedisiplinan siswa, daya kreativitas, dan tentunya minat membaca. Memupuk minat membaca sama juga memupuk siswa menjadi generasi gemilang.
Istilah generasi milenials atau kekinian yang ditautkan pada anak zaman sekarang sudah selayaknya menjadi generasi gemilang yang tidak hanya gaul tetapi juga cerdas. Dengan literasi, hal itu bisa terjadi. Tidak hanya membaca, literasi juga dilakukan dengan menulis, berbicara, dan menyimak.
Akan tetapi, generasi milenials ini masih sulit untuk menyadari urgensi literasi. Hal ini terbukti dari betapa sulitnya guru perintis sekolah dalam mengumpulkan reviu siswa setiap bulannya dalam kegiatan TMBB.
Hal lain yang lebih menyorot perhatian dalam kegiatan TMBB ini adalah motivasi untuk membaca. Membaca harus datang dari hati agar apresiasi terhadap buku yang ia baca lebih objektif dan nilai-nilai yang terkandung dalam buku dapat menjadi bahan renungan dan diaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari.
Jadi, TMBB dengan berbagai nilai positif di dalamnya, khususnya di sekolah kami, masih belum terintegrasi menjadi pendidikan karakter bagi siswa. Siswa masih belum memahami pentingnya berliterasi. Siswa masih beranggapan bahwa TMBB hanyalah sebatas program yang harus dijalankan. Semoga program TMBB dapat berjalan lebih baik lagi, agar tujuan untuk menjadikan masyakakat literat pun tercapai.
Editor: Nani Sulyani