Oleh: WIKA KARINA DAMAYANTI, S.Pd., SH., M.Pd. (Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat)
Tidak terasa pandemi covid – 19 telah berjaya memporak-porandakan tatanan kehidupan dalam kurun waktu satu tahun. Pandemi ini membawa dampak yang luar biasa besar dalam semua aspek kehidupan, mulai dari kesehatan, ekonomi, sosial, sampai dengan pendidikan. Seluruh aktivitas diberhentikan secara masiv untuk mengurangi penyebaran virus. Penghentian aktivitas pembelajaran tatap muka merupakan salah satu usaha pencegahan penyebaran virus covid – 19 dalam bidang pendidikan. Meskipun gerbang sekolah tertutup untuk kegiatan pembelajaran, namun proses belajar mengajar tetap harus berjalan seperti biasa.
Kebijakan pembelajaran jarak jauh menjadi solusi di tengah pandemi ini. Pada awalnya pembelajaran jarak jauh dilakukan dengan menggunakan metode daring atau online, namun seiring berjalannya waktu ditemui banyak hambatan dalam implementasinya. Kegiatan pembelajaran daring dapat berhasil dilakukan jika guru dan siswa sama-sama memiliki akses yang menunjang seperti handphone, tablet, komputer atau laptop, kuota internet, dan kemampuan menggunakan gadget. Namun dalam praktiknya kegiatan pembelajaran daring ini tidak dapat berjalan dengan mulus.
Permasalahan datang dari berbagai aspek, seperti minimnya fasilitas untuk melaksanakan pembelajaran daring, kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan aplikasi pembelajaran daring, kondisi ekonomi yang menyebabkan ketidakmampuan untuk membeli kuota internet yang dibutuhkan, dan juga faktor geografis yang menyebabkan sebagian wilayah di Kabupaten Bandung Barat mengalami kendala penangkapan jaringan internet yang buruk. Permasalahan ini membutuhkan solusi dari berbagai pihak agar kegiatan pembelajaran tetap dapat berjalan ditengah keterbatasan yang ada.
Kreativitas guru sangat diuji dalam menampilkan pembelajaran jarak jauh yang menarik dan guru pun harus mencari cara agar seluruh siswanya dapat berpartisipasi dalam setiap pembelajaran. Seperti yang dilakukan oleh para guru di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD), dengan niat tulus mereka datang mengunjungi rumah anak didiknya untuk mengajar dan membawa berbagai bahan ajar agar mereka dapat tetap mengikuti pembelajaran selama masa pandemi ini. Kegiatan pembelajaran daring tidak dapat diikuti oleh sebagian besar anak didiknya karena mereka tidak memiliki handphone atau komputer. Pembelajaran Jarak Jauh di jenjang PAUD dirasakan sangat sulit karena proses pembeajarannya berorientasi pada kegiatan bermain sambil belajar.
Seperti yang dilakukan oleh para guru di POS PAUD Melati XI. BU Wiwin dan Bu Nurhasanah yang merupakan guru dari lembaga PAUD yang berlokasi di Desa Jayagiri Kecamatan lembang ini mengunjungi anak didiknya secara berkelompok untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kunjungan ini dilakukan untuk memantau perkembangan dan memberikan motivasi agar anak didiknya terus semangat dalam belajar.
Para guru dan anak didik di POS PAUD Melati XI melakukan proses pembelajaran jarak jauh luar jaringan (luring) atau offline. Metode ini merupakan alternatif pembelajaran bagi siswa yang tidak mampu melakukan pembelajaran daring atau online. Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat telah mengeluarkan Pedoman Penyesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Pada Masa Darurat yang tertuang dalam Surat Edaran Nomor 421.2/2160/VII-BidSD/2020. Tujuan dari dikeluarkannya kebijakan ini agar dapat dijadikan sebagai rambu-rambu penyelenggaraan pendidikan bagi sekolah pada masa pandemi ini.
Proses pembelajaran yang dilakukan menggunakan pendekatan pembelajaran luar jaringan dengan metode home visit, atau belajar sambil berkunjung, yang dikenal dengan istilah ‘”JARUNJUNG”. Metode ini dilakukan dengan kujungan guru ke rumah siswanya, baik secara individu ataupun grup. Kegiatan belajar mengajar melalui “JARUNJUNG” dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran, seperti buku paket, modul, lembar kerja, alat permainan, dan media cetak lainnya.
Berbagai pendekatan dan metode pembelajaran yang ditawarkan merupakan usaha pemenuhan hak siswa untuk mendapatkan layanan pendidikan selama masa darurat pandemi covid – 19. Penerapan metode ‘”JARUNJUNG” memiliki banyak kelebihan, diantaranya adalah guru dapat mengetahui keadaan siswanya di rumah dan dapat mengetahui permasalahan serta hambatan yang dihadapi oleh para siswa. Interaksi dan komunikasi yang baik dengan orang tua dapat terjalin melalui penerapan metode ini.
Pandemi bukanlah alasan tidak terselenggaranya proses pendidikan. Masih banyak cara agar pendidikan tetap terlaksana dan berjalan dengan baik, meskipun hal tersebut membutuhkan usaha dan kerjasama yang lebih dari berbagai pihak. Penyelenggaraan pendidikan pada masa pandemi dapat terlaksana dengan adanya komitmen dari pihak sekolah, guru, siswa, dan juga orang tua karena pada prinsipnya proses pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan juga kapan saja, tanpa dibatasi oleh dinding ruang kelas.
Harapan dibukanya kembali sekolah untuk kegiatan pembelajaran semakin meningkat ketika Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, mengatakan bahwa sekolah boleh melaksanakan kegiatan tatap muka pada tahun 2021 ini dengan beberapa syarat, yang pertama mendapatkan izin dari tiga pihak yang bersangkutan, yaitu: Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah, dan Orang tua melalui perwakilan komite sekolah, kedua sekolah harus memenuhi daftar periksa yang berupa: ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan, memiliki kemampuan mengakses fasilitas Kesehatan, memiliki thermogun, wajib menggunakan masker, serta melakukan pemetaan terhadap warga sekolah terkait dengan penyebaran covid – 19, dan syarat ketiga sekolah wajib menerapkan protocol Kesehatan dengan ketat.
Saat ini sedang dilaksanakan pemberian vaksin covid – 19 bagi para guru untuk mempersiapkan pembukaan sekolah kembali. Kebijakan ini disambut sangat baik oleh masyarakat, terutama para siswa yang sangat merindukan masa-masa indah belajar dan bermain di sekolah. Semoga saja pandemi covid – 19 segera berakhir dan kehidupan dapat berjalan normal kembali. DisdikKBB-Wika.Kd.
Kerrren bu doktor 👍 semoga kondisi segera kembali normal
Exelent teh…tepi klo sekolah dibuka lebih bahaya kalau anak 2 sekolah ter tular covid..karena anak2 tingkat kewaspadaan masih kurang ..jangan kan anak2 orang dewasa pun banyak yang abai dengan covid