Oleh: Moch. Hasan Darojat Kusgianto, S.Pd
(Guru SDN 1 Cililin)
Sekolah adalah suatu tempat belajar dalam mencari ilmu dan untuk menumbuhkan karakter murid. Maka dari itu diperlukan adanya lingkungan sekolah yang aman dan nyaman kepada semua warga sekolah. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan penerapan budaya positif di sekolah.
Penerapan Budaya Positif dapat dibangun dengan bersama-sama antar warga sekolah yang dapat mendukung ketercapaian tujuan pendidikan yang berdasarkan Profil Pelajar Pancasila, sejalan dengan filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara pembelajaran yang berpihak pada murid.
Budaya positif dapat diwujudkan melalui bentuk pembentukan keyakinan kelas, dan penerapan segitiga restitusi yang diharapkan dapat mewujudkan disiplin positif.
Penerapan budaya postif bertujuan meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian murid dalam mengemukakan pendapat mengenai keyakinan kelas yang ingin diciptakan dan disepakati bersama, mewujudkan disiplin positif dan motivasi intrinsic, mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid, dan menumbuhkan kesadaran diri murid melalui penerapan segitiga restitusi.
Tolak ukur penerapan budaya positif dapat dilihat dari keterampilan murid dalam mengemukakan pendapat tentang keyakinan kelas yang telah disepakati bersama. Murid sadar bahwasannya apa yang dilakukan bertujuan untuk menghargai dirinya sendiri. Terjalinnya komunikasi aktif antara guru dan murid. Murid memahami setiap permasalahan selalu ada solusi melalui tahapan segitiga restitusi.
Untuk mewujudkan penerapan budaya positif ini, penulis berkonsultasi dengan Kepala Sekolah mengenai penerapan Budaya Positif, melakukan sosialisasi diskusi bersama warga sekolah yang meliputi guru dan murid mengenai disiplin positif, keyakinan kelas, dan profil pelajar pancasila serta praktik baik segitiga restitusi sebagai pemecahan masalah. Penulis pun melakukan praktik membuat keyakinan kelas bersama, memasang hasil keyakinan kelas serta nilai-nilai profil pelajar pancasila, menanam dan menumbuhkembangkan kebiasaan Budaya Positif dilingkungan sekolah/kelas.
Agar penerapan budaya positif ini lebih maksimal, penulis menyampaikan diseminasi pemahaman Budaya Positif kepada Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Guru rekan sejawat, dan Operator Sekolah. Melalui media power point yang bertempat di SDN 1 Cililin. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2023. Peserta yang hadir sangat antusias dan mengapresiasikan pentingnya Penerapan Budaya Positif di Sekolah yang dapat diamalkan oleh warga Sekolah. Mereka juga mengajukan tanggapan yang positif sehingga kegiatan tersebut berlajan dengan baik dan kondusif. Diseminasi Pemahaman Budaya Positif menghasilkan pemahaman dari seluruh pemangku kepentingan sekolah dan dapat diimplementasikan dan diterapkan di sekolah/kelas. Sehingga terciptanya pembelajaran yang aman, nyaman, menyenagkan, dan merdeka belajar yang berpusat pada murid.
Penulis akan terus berinovasi dalam kegiatan pembelajaran yang berpusat pada murid dan skema gaya belajar yang menyenangkan. Lalu dapat menuntun murid sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Saling berkolaborasi bermasa warga sekolah demi kepentingan lingkungan budaya positif untuk memajukan pendidikan sekolah. Serta mengevaluasi secara berkelanjutan. *