Oleh: Ading Rosidi
(SMPN 1 Cihampelas)
Kehidupan pada era sekarang ini ditandai dengan semakin maraknya pemanfaatan perangkat digital dan alat-alat komunikasi, hal ini terutama terlihat dari tingginya generasi muda berselancar di internet. Tingginya pemanfaatan internet oleh generasi muda—salah satunya termasuk murid-murid sekolah—telah menunjukkan bahwa data akses yang dikunjungi game online, tiktok, dan termasuk konten berbau pornografi.
Belum lagi perilaku berinternet yang tidak sehat pun telah ditunjukkan dengan menyebarnya berita atau informasi hoaks, ujaran kebencian, dan intoleransi di media sosial. Hal-hal tersebut tentu menjadi tantangan besar bagi berbagai pihak termasuk didalamnya guru yang memiliki tanggung jawab dan peran penting dalam mempersiapkan generasi masa depan yang tangguh dengan kepemilikan kompetensi literasi digital.
Untuk mengurangi resiko negatif di kalangan murid dari pemanfaatan internet tidak sehat tersebut, sekolah harus menyusun formulasi kebijakan yang serius terhadap upaya penyimpangan. Langkah yang dilakukan adalah menerapkan strategi implementasi literasi digital yang di dalamnya mengarahkan murid untuk dapat menemukan, mengevaluasi, menggunakan, mengelola, dan membuat informasi dari internet secara bijak, kreatif, dan bertanggung jawab. Dengan kata lain, perangkat digital yang dimilikinya hanya dimanfaatkan untuk proses pembelajaran semata.
Langkah ke arah itu bukan perkara mudah. Namun, sekolah perlu berupaya seoptimal mungkin bersama orang tua siswa, dan masyarakat. Dengan kebersamaan yang terbangun baik, penyimpangan upaya penguatan implementasi literasi digital dapat terlaksana dengan baik. Hal inilah yang membuat CGP berinisiatif untuk memasukkan Gerakan Literasi Digital (GELIAT-CAMPERNIK) kedalam program literasi sekolah yang sudah dirintis sejak beberapa tahun yang lalu dengan nama GLS-Campernik
Campernik dalam terminologi sunda mengandung arti kecil menarik, mungil cantik, lucu, dan unik. Kata ini terpilih oleh Tim Literasi SMPN 1 Cihampelas menjadi nama untuk budaya literasi di sekolah. Alasan terpilihnya kata ini dilihat dari 2 sudut pandang. Sudut pandang pertama, dari segi fisik terutama bangunan dan lahan yang tersedia, kondisinya tidak terlalu mewah dan luas, namun setiap ruang dijaga penataan ruang/kelas semenarik mungkin sesuai dengan keinginan dan kesepakatan bersama selama tidak lepas dari koridor kerapihan, keindahan, dan penuh inspirasi Kedua, dari segi prestasi, walaupun lokasi sekolah ini tidak termasuk ke dalam wilayah perkotaan bahkan cenderung “diskotik”(disisi kota saeutik/pinggiran kota), namun prestasi dalam bidang akademik dan ekstrakurikuler sering diraih.
Pengelolaan Program Berdampak pada Murid
Aksi nyata pengelolaan program yang berdampak pada murid di maksudkan untuk mewujudkan kepemimpinan murid, program ini di lakukan dengan harapan murid-murid dapat memanfaatkan perangkat digital dan alat-alat komunikasi yang dimilikinya dalam pembelajaran, secara kreatif, bijaksana dan bertanggung jawab. Aksi nyata ini di lakukan untuk mewujudkan langkah pengelolaan program yang berdampak pada murid dengan berbasis pemetaan aset sekolah, pengembangan karakteristik lingkungan yang mendukung tumbuh kembangnya murid, mendorong suara, pilihan, dan kepemilikan murid dengan menggunakan model BAGJA.
Selain itu alasan utama dibalik program ini adalah pada terwujudnya wellbeing murid atau student wellbeing dan perkembangan siswa secara holistik, murid yang bahagia. dan juga memiliki nilai-nilai pribadi yang unggul, berbudaya serta memiliki karakter profil pelajar pancasila.
GELIAT-CAMPERNIK merupakan akronim tentang nama budaya membaca atau gerakan literasi di SMPN 1 Cihampelas dengan kepanjangan Cihampelas Champ Performance for Reading Entertainment Information and Knowledge, yaitu kegiatan sekolah untuk membaca informasi hiburan dan pengetahuan. Budaya membaca di sekolah ini tidak lepas dari kerjasama berbagai pihak dari mulai murid, guru, orangtua murid, stap tata usaha dan masyarakat sekitar. Penumbuhan Budi Pekerti dengan 3 aspek dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang meliputi pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran,
SMPN 1 Cihampelas sudah menerapkan membaca surat-surat pendek Al-Qur’an selama 10 menit sebelum pembelajaran dimulai, membaca senyap 10 menit setelah jam istirahat, membuat sinopsis dari bacaan tersebut, membuat majalah dinding, dan membaca dalam pembelajaran per mata pelajaran. Setiap kelas telah tersedia pojok baca, terdapat taman membaca dan di beberapa tempat nyaman untuk murid melakukan kegiatan membaca. Display untuk tempat buku menempel di setiap dinding di depan kelas.
Prinsip-prinsip dasar Program Cihampelas Camp Performance in Reading Entertainment Information and Knowledge CAMPERENIK” sebagai berikut:
- Parsitipatif: komunitas sekolah terlibat dalam kegiatan yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan tanggung jawab dan peran masing-masing.
- Berkelanjutan: seluruh kegiatan harus terencana dan terus menerus dilakukan secara komprehensif.
Program yang ada dalam CAMPERNIK mengacu pada desain induk yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan kebudayaan tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS). CAMPERNIK dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran. Masing-masing tahapan dapat dideskripsikan sebagaimana uraian berikut :
- Tahap Pembiasaan : Membaca Al Qur’an selama 10 menit sebelum jam pelajaran dimulai, membaca buku senyap diluar mapel / fiksi selama 15 menit dan murid membuat jurnal setelah membaca senyap selesai, Readathon (membaca senyap selama 42 menit secara massal yang melibatkan keikutsertaan guru, murid non peserta West Java Leader’s Reading Challange(WJLRC) dan warga sekolah lainnya.
- Tahap Pengembangan : Kelompok murid yang mengikuti tantangan membaca dari Gubernur Jawa Barat West Java Leader’s Reading Challange(WJLRC), tantangan membaca dari kepala sekolah SMPN 1 Cihampelas untuk mendukung program Literasi di Sekolah Headmaster Reading Challange (HRC), pembuatan Pohon Geulis (Gerakan untuk Literasi Sekolah), yaitu pohon literasi di dinding kelas atau sekolah dimana dedaunan atau bunganya ditulisi nama murid, judul buku yang telah dibaca, pengarang, penerbit, dan jumlah halaman dari buku yang telah dieksplor. Pohon Geulis dikelola oleh murid dan wali kelas, pembuatan majalah dinding dan majalah CAMPERNIK yang ditangani Tim CAMPERNIK, dokter buku, arisan buku, kunjungan ke percetakan,perpustakaan, tempat yang menginsipirasi untuk literasi, serta pembuatan Blog CAMPERNIK.
- Literasi Digital : untuk memperkuat pemahaman murid dalam memanfaatkan perangkat digital dan alat-alat komunikasi pada pembelajaran.
Dalam Aksi Nyata modul 3.3.a.10 Tentang Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid ini, CGP membuat prakarsa Gerakan Literasi Digital-Campernik (GELIAT-CAMPERNIK) menjadi program sekolah memalui tahapan BAGJA.
Tujuan Program
Tujuan Utama melaksanakan aksi nyata melalui program GELIAT-CAMPERNIK ini adalah sebagai berikut:
- Membangun kesadaran murid atas pentingnya gerakan literasi digital untuk mendukung pembelajaran yang efektif
- Memberikan edukasi kepada murid SMPN 1 Cihampelas agar dapat memanfaatkan perangkat digital dan alat-alat komunikasi atau jaringan dalam pembelajaran
- Meberikan edukasi kepada murid agar siswa dapat menggunakan media digital secara bijak, kreatif dan bertanggung jawab
- Melatih ketrampilan murid dalam menggunakan media digital secara kreatif, bijak, dan bertanggung jawab
- Menanamkan elemen profil pelajar Pancasila yaitu, kretif, mandiri, dan bergotong royong.
Pelaksanaan Program
B-Buat pertanyaan utama (Define)
- Diskusi bersama kepala sekolah/rekan kerja untuk merencanakan prakarsa perubahan dalam meningkatkan pemahaman murid dalam memanfaatkan perangkat digital dan alat-alat komunikasi dalam pembelajaran
- Dialog dengan rekan kerja untuk untuk membahas kegiatan yang dapat meningkatkan interaksi sosial atar murid melalui gerakan literasi digital sekolah
G- Gali Mimpi
- Menyediakan ruang dialog bagi murid agar memiliki kemampuan dalam memanfaatkan perangkat digital dan alat-alat komunikasi atau jaringan dalam pembelajaran serta memilki kesadaran dalam menggunakan media digital secara bijak, kreatif dan bertanggung jawab
- Menyediakan ruang dialog untuk kepala sekolah dan guru untuk menyampaikan ide kreatif dalam meningkatkan kemapuan dan kreatifitasnya untuk megedukasi murid dalam memanfaatkan perangkat digital dan alat-alat komunikasi atau jaringan dalam.
J-Jabarkan rencana (Design)
- Program ini dapat berjalan dengan baik dengan keterlibatan semua komunitas sekolah, seperti kepala sekolah sebagai penanggung jawab, para guru sebagai pengarah dan murid sebagai pelaksana ( Subjek ) Orang tua sebagai mitra sekolah mendukung dan mendampingi murid dirumah
- Komitmen dari murid penting dalam pelaksanaan program ini dalam keseharian. Mereka dapat menentukan bagaimana cara terbaik yang menarik dan menyenangkan bagi mereka. Mereka juga dapat difasilitasi untuk mengorganisasi proses penentuannya di antara mereka.
A-Atur eksekusi (Deliver)
- Siapa murid (pengurus OSIS) dan guru) yang bertanggung jawab memonitor agar kegiatan dapat berjalan dengan menyenangkan dan berkelanjutan?
- Memberikan kesempatan kepada murid (Pengurus OSIS) duduk di dalam kepengurusan Gerakan literasi sekolah sebagai coordinator sehingga memungkinkan murid untuk berkontribusi aktif dalam proses pengambilan keputusan.
Hasil Aksi Nyata yang di lakukan
Dengan terlaksananya program ini, maka program ini pada dasarnya di rancang untuk mengedukasi murid agar dapat menjadikan prangkat digital dan alat-alat komunikasi sebagai media untuk aktif, kreatif, berkreasi dan berinovasi dalam pembelajaran, baik kulikuler, ko-kulikuler, maupun ekstrakulikuler. Selain itu program ini juga dirancang agar murid dapat menggunakan prangkat digital dan alat-alat komunikasi secara kreatif, bijak, dan bertanggung jawab.
Edukasi terhadap murid dilakukan oleh guru dan pengurus OSIS yang memiliki ketrampilan dan pemahaman baik terhadap pemanfaatan prangkat digital dan alat-alat komunikasi, termasuk beberapa aplikasi yang biasa diakses oleh sebagian besar murid di SMPN 1 Cihampelas. Edukasi tentang pentingya pemanfaatan prangkat digital dan alat-alat komunikasi ini dilaksanakan oleh guru pada saat jam pembelajaran, pada saat sesi pengarahan oleh pembina upacara setiap hari senin, atau pada saat kegiatan ekstrakurikuler oleh pengurus OSIS. Murid diperkenalkan betapa pentingnya kegiatan literasi digital dalam rangka mengikuti perkembangan zaman yang serba digital, sehingga sebagai generasi muda penerus bangsa akan dapat mengikuti perkembangan digitalisasi kehidupan secara kreatif, inovatif, bijak dan bertanggung jawab.
Dengan pelaksanan kegiatan yang rutin dan berkelajutan dari program ini maka dampak pada murid dalam hal meningkatkan pemahaman dan ketrampilan dalam pemanfaatan prangkat digital dan alat-alat komunikasi dalam pembelajaran secara perlahan mulai membuahkan hasil. Murid dapat menggunakan gawai dan alat-alat digital lainnya yang mereka miliki untuk kegiatan dan tugas-tugas pembelajaran.
Hasil aksi nyata di yang dilakukan pada modul 3.3 tentang pengelolaan program yang berdampak pada murid di SMPN 1 Cihampelas ini menunjukkan menunjukan bahwa ada perkembangan kea rah yang lebih baik dalam pemanfaatan prangkat digital dan alat-alat komunikasi oleh murid dalam pembelajaran. Mrurid mulai terbiasa menggunakan gawai yang dimilikikinya untuk membantu mereka dalam dalam menyelesaikan tugas-tugas dan kegiatan yang dilakukan di sekolah, seperti browsing, membuat desain tugas, desain poster, dan lain-lain dan bahkan mempromosikan dan menginformasikan kegiatan kegiatan sekolah yang akan dan sudah dilaksanakan.
Kegiatan literasi digital yang di lakukan SMPN 1 Cihampelas tidak semata-mata di lakukan di dalam ruangan kelas saja tapi bisa juga di lakukan di tempat lain yaitu dengan menggunakan LAB komputer dengan di dampingi oleh guru piket dan wali kelas. Murid diberikan kebebasan untuk memilih sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Murid didorong untuk dapat menggunakan selurih aset yang dimilki baik oleh sekolah maupun oleh diri murid itu sendiri secara optimal dalam program literasi digital ini. Selain itu murid juga deberi ruang untuk dapat mempromosikan suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) pada setiap kegiatan literasi digital ini.
Gambar. Kegitan Gerakan Literasi Digital SMPN 1 Cihampelas
Perasaan (Feeling)
Pada saat merencanakan aksi nyata program yang berdampak pada murid ini penulis merasa sangat tertantang, karena program ini menekankan pada dampak yang langsung pada diri murid.seperti kreatifitas murid, inovasi murid, tanggung jawab murid, dan bahkan karakter murid dalam memanfaatkan prankat dan alat-alat komunikasi dalam pembelajaran dan setiap kgiatan di sekolah. Oleh karena itu penulis merasa tertantang untuk merancang program GELIAT-CAMPERNIK ini dengan sebaik-baiknya dan melibatkan seluruh aset manusia yang dimiliki oleh sekolah.
Pada saat program ini terlaksana dengan menunjukkan ada hasil yang baik, perasaan penulis bahagia dan juga optimis dengan pencapaian program yang sudah berjalan. Program ini dapat terlaksananya tidak terlepas dari kolaborasi semua pemangku kepentingan terutama murid yang sangat antusias terlibat dalam program literasi kepala sekolah, guru, wali kelas dan pengurus OSIS yang mengkoordinir kegiatan.
Penulis pun bertambah antusias terlibat dalam program literasi digital baik dari murid dan seluruh pemangku kepentingan di sekolah. Dengan respon yang baik dari warga sekolah terutama murid membuat penulis ingin terus terlibat dalam pengelolaan program ini agar lebih baik lagi ke depannya dan dengan harapan dapat terus berkelanjutan.
Pembelajaran (Finding)
Pembelajaran yang di dapatkan dari aksi nyata adalah terwujudnya kepemimpinan murid dalam literasi untuk peningkatan minat bakat serta jiwa kepemimpinan, terwujudnya karakter siswa yang memiliki pengetahuan dari sumber – sumber informasi yang diperoleh dan menjadi siswa yang berani tampil dan mengekspresikan bakat maupun potensinya pada akhirnya besar harapan penulis bahwa program ini akan bisa mewujudkan profil pelajar pancasila.
Dari aksi nyata ini penulis mendapatkan banyak pelajaran penting, yaitu bagiamana penulis menyusun dan mengelola sebuah program yang berdampak pada murid dengan pemetaan aset model BAGJA. Selain itu penulis menyadari pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk suksesnya program ini. Penulis juga belajar bahwa peran guru tidak terbatas pada pembelajaran di dalam kelas sajanamun harus peduli dan ikut terlibat dalam mengelola program yang berdampak pada murid.
Penerpan Kedepan (Future)
Recana perbaikan ke depan yaitu lebih menekankan lagi tentang pentingnya kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan agar edukasi pemahaman dan ketrampilan murid tentang pemanfaatan perangkat digital dan alat-alat komunikasi dapat lebih kongkrit. Memberikan ruang lebih banyak kepada murid untuk berkreasi dan berinovasi dalam kegiatan baik inrakurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstrakurikoler dalam memanfaatkan memanfaatkan perangkat digital dan alat-alat komunikasi di sekolah. Guru juga diharap kandapat lebih mendorong suara murid, pilihan murid, dan kepemilikan murid dalam setiap kegiatan literasi digital. ***
Profil Penulis
Ading Rosidi, S.Pd, Lahir di Bandung pada tanggal 10 Agustus 1968, dan berdomisili di Desa Cihampelas Kecamatan Cihampelas Kabupaten bandung Barat, Pendidikan terakhir Sarjada Pendidikan Fisika, Pengalaman mengajar SMA Negeri 3 Bima NTB tahun 1993-1998, SMPN 1 Cadasngampar Sumedang 1998-2001, dan SMPN 1 Cihampelas 2001 sampai dengan sekarang. Antara tahun 2005 sampai tahun 2017 Penulis pernah menjadi Fasilitator/Instruktur pada kegiatan Kurikulum KBK, Lesson Study, USAID Prioritas, dan Kurikulum 2013. Penulis juga pernah menjadi ketua MGMP IPA Subrayon 04, dan Pengurus inti pada MGMP IPA Kabupaten antara tahun 2008 samapi tahun 2021.
Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun
Keren! Paparan penyegaran. Informatif, dan inspiratif! Terimakasih!