Berita: Adhyatnika GU
NGAMPRAH (NEWSROOM). Tujuan dalam pembelajaran Kurikulum 2013 adalah mengembangkan bakat, minat, serta potensi peserta didik agar berkarakter, kompeten dan literat. Oleh karena itu, pengalaman belajar yang variatif sangatlah diperlukan agar tujuan tersebut dapat dicapai. Kegiatan yang harus dilakukan oleh para guru adalah mengimplementasikan proses pembelajaran dan penilaian secara relevan sesuai dengan karakreristik pembelajaran abad 21 yang menitikberatkan pada kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan TIK secara terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran.
“Kecakapan yang harus dikembangkan dalam menjawab tantangan pendidikan pada abad 21 adalah melalui berbagai model kegiatan pembelajaran berbasis pada aktivitas yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan materi pembelajaran,“ papar Dadang A. Sapardan, Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat, kepada Tim Pengembang Kurikulum (TPK) SMP di aula Disdik KBB, Rabu (20/2/19).
Dalam sambutannya, Dadang pun menambahkan bahwa keberadaan TPK SMP adalah dalam rangka membantu para Wakasek kurikulum di setiap sekolah untuk mendesain, mengimplementasikan, dan mengevaluasi serta mengembangan kurikulum yang lebih inovatif. Para Wakasek kurikulum saat ini lebih cenderung disibukkan dengan tugas-tugas; seperti membuat jadwal pelajaran, melaksanakan penilaian semester/tahunan, serta berbagai kegiatan yang bersifat teknis dan rutin lainnya.
Tim Pengembang Kurikulum, masih menurut Dadang, diharapkan dapat me-manage, serta ke depan dapat menjadi pejamin mutu kurikulum, sehingga lebih terarah, dan pada gilirannya pendidikan di sekolah pun akan jauh lebih efektif dan efisien.
TPK SMP diharapkan juga dapat menjadi agents of change dalam memotivasi para guru untuk mengembangkan kecakapan abad 21 tersebut terdiri dari:
- Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah(Critical Thinking and Problem Solving Skill),
- Kecakapan Berkomunikasi(Communication Skills),
- Kecakapan Kreativitas dan Inovasi(Creativity and Innovation), dan
- Kecakapan Kolaborasi(Collaboration).
Sementara itu, Wiwi Marwiyah, Ketua MGMP IPA KBB, mengemukakan bahwa selain kecakapan-kecakapan di atas, diperlukan juga pendekatan pembelajaran yang lebih aktif dan bermakna. Pendekatan tersebut adalah STEAM (Science, Technology, Engineering, Art Mathematics) . STEAM diyakini dapat membuat peserta didik lebih aktif, termotivasi dan dapat menjadikan pembelajaran yang efektif sehingga dapat mempermudah siswa dalam mempelajari serta memahami suatu konsep.
Lebih jauh Wiwi mengungkapkan, bahwa pendekatan STEAM ini mampu menciptakan sebuah sistem pembelajaran secara kohesif, aktif, serta bermakna. Oleh karenanya pada program TPK SMP KBB ke depan akan diformulasikan suatu sosialisasi STEAM kepada setiap sekolah agar dunia pendidikan di Bandung Barat dapat sejajar dengan daerah lain yang sudah menerapkan pendekatan tersebut lebih awal.
Menindaklanjuti program TPK SMP KBB tersebut, Kabid SMP Disdik mengagendakan pelaksanaannya pada tanggal 9 Maret 2019, dengan mengundang para Wakasek kurikulum SMP se-KBB untuk menghadiri selain agenda rutin tentang sosialisasi ujian nasional (UN), juga menyelipkan sosialisasi tentang STEAM.
“Perlu adanya upaya untuk mengintegrasikan antara kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta penguasaan terhadap TIK. Kecakapan lainnya yang dimaksud adalah keterampilan berpikir lebih tinggi, Higher Order Thinking Skills (HOTS). Semoga dengan adanya rencana program sosialisasi STEAM dapat memperkaya para guru untuk mengembangkan pembelajaran di masin-masing sekolah. Pada akhirnya, para siswa dapat memiliki daya saing tinggi di tataran global,” pungkas Dadang.