Skip to content

Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat

Primary Menu
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Tujuan Dinas Pendidikan
    • Struktur Organisasi
    • Pejabat Struktural Dinas Pendidikan
    • Tupoksi
    • Kontak Kami
    • Visi Misi & Moto
    • Maklumat Pelayanan
  • Statistik
    • Neraca Pendidikan 2016
    • Neraca Pendidikan 2017
    • Neraca Pendidikan 2018
    • Neraca Pendidikan 2019
    • Neraca Pendidikan 2020
    • Neraca Pendidikan 2021
  • Produk Hukum
  • Download
    • Library Document
    • Ebook
  • SAKIP
    • Renstra Disdik 2018-2023
    • IKU 2022
    • Perjanjian Kinerja Pejabat Eselon 2022
    • RKT Tahun 2021
  • Gallery Photo
  • Standar Pelayanan
  • PPPK
    • PPPK 2022
    • PPPK 2023
  • Portal Layanan
    • Portal Pelayanan
    • Portal Pengaduan
    • PETADIK
  • Publikasi
    • Majalah Kinanti
    • Podcast Bisa Cerdas
  • Home
  • Opini
  • Belajar Dari Pangeran Kornel
  • Opini

Belajar Dari Pangeran Kornel

bidangsmp 27 January 2024

Prof. Dr. Dinn Wahyudin
(Guru Besar Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UPI)

Cinta Segitiga. Atau, The Triangle of Love. Itu salah satu kata kunci yang diucapkan Pj.Bupati Sumedang Herman Suryatman dalam suatu acara Pisah Sambut PTMGRMD (Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa) tahun 2024 pekan lalu.

Menurutnya kegiatan pengabdian pada Masyarakat di puluhan desa di kabupaten Sumedang bisa terlaksana karena adanya “cinta segitiga” antara Pemda dan masyarakat Sumedang, Perguruan Tinggi yag ada di Jabar Banten, dan LLDIKTI4 Wilayah Jabar dan Banten. Bila cinta telah bersemi, maka semua program akan terasa indah dan bermanfaat. Semua pihak berbahagia. Semua bekerja dengan tulus. Masyarakat pun menerima dengan tangan terbuka kehadiran mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN Terpadu ini.

Tulisan ringan ini, mencoba mendeskripsikan betapa kuatnya rasa cinta dengan derap pembangunan yang sedang dilaksanakan. Dalam konteks lokal Sumedang, the power of love atau kekuatan cinta telah ditorehkan dalam sejarah kelam yang panjang oleh seorang figur Bupati Sumedang pada masanya.

Al kisah. Suatu hari di tahun 1809. Bupati Sumedang Pangeran Kusumadinata IX atau dikenal juga sebagai Pangeran Kornel (The Prince of Kornel) mendapat kabar bahwa Gubernur Jenderal HW Daendels akan melakukan inspeksi mendadak ke wilayah Sumedang. Daendels merasa berang atas belum selesainya megaproyek ambisinya yaitu Pembanagunan Jalan Raya Pos (Groote Postweg) yang membentang sepanjang 1000 km dari Anyer sampai Panarukan. Daedels berniat berkunjung dan menegur langsung Bupati Sumedang atas keterlambatan pembangunan jalan tersebut.

Itulah peristiwa Cadas Pangeran yang heroik. Daendels merasa kesal karena ambisi pembangunan mega proyek jalan pos Anyer-Panarukan terganjal dengan belum tuntasnya jalan di area perbukitan berbatu sekitar Cadas Pangeran.

Di sisi lain, sang Bupati Pangeran Kornel juga merasa masgul dan terusik harga dirinya karena melihat rakyatnya yang diperlakukan semena-mena. Ribuan rakyatnya telah meninggal dunia karena kelelahan kerja paksa, kelaparan, dan menderita sakit selama pembangunan jalan di Cadas Pangeran berlangsung.

Ketika pertemuan Gubernur Jenderal Daendels dengan Pangeran Kornel berlangsung. Suasana sangat mencekam. Pertemuan tidak kondusif. Kedua belah pihak merasa tidak nyaman ketika kunjungan kerja Sang Gubernur ke wilayah Sumedang ini. Dan ketika Gubernur Dandels mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. Respon Pangeran Kornel sangat mengagetkan Gubernur Dandels. Pangeran Kornel melakukan jabatan tangan dengan tangan kiri. Sedangkan tangan kanan Sang Pangeran ini siap memegang erat Keris pusaka yang dibawanya. Tindakan ini membuat Daendels terkejut dan merasa diremehkan.

Peristiwa heroik ini telah diabadikan secara visual di wilayah Cadas Pangeran perlintasan jalan lama Bandung – Sumedang. Itulah kisah heroik. Ungkapan protes simbolik sang Pangeran yang siap berhadapan langsung secara head to head, dengan Gubernur Jenderal Daendels. Apapun resikonya. Termasuk kemungkinkan pertumpahan darah, telah dipikirkan secara matang oleh sang Bupati.

Dalam sebuah versi, disebutkan akhirnya Daendels tak jadi marah. Ia merubah siasat dan berjanji kepada Sang pangeran akan membawa tentara Zeni Belanda untuk menuntaskan jalan sekitar Cadas Pangeran yang berbukit terjal, berbatu dan curam.

Spirit Cinta

Peristiwa Cadas Pangeran yersebut sangat heroik. Dan boleh jadi akan menjadi inspirasi bagi Kepemimpinan Masyarakat Sumedang sampai sekarang. Peristiwa heroik lebih dari dua abad lalu (tahun 1809) dapat ditarik beberapa catatan penting betapa kuatnya aura sang pemimpin dilandasi kecintaan pada rakyatnya.

Pertama, peristiwa Cadas Pangeran adalah prilaku mulia. Prilaku pimpinan untuk siap membela rakyat. Cinta kepada rakyat dengan sebenar benarnya cinta. Nyaah jeung deudeuh ka rahayat telah divisualisaikan secara simbolik oleh Bupati Sumedang Pangeran Kusumadinata IX atau juga dikenal Pangeran Kornel. Sebutan Kornel itu sendiri berasal dari kata Colonel yang artinya pemimpin.

Kedua, ekspresi Pangeran Kornel yang siap berjabat tangan dengan tangan kiri adalah keberanian bersikap untuk melawan kedzoliman. Ini penting dimiliki oleh semua orang termasuk para pemimpin bangsa. Bagi pemimpin (umaro) ini harus menjadi karakter kepemimpinan atau leadership style yang berpihak pada rakyat. Kepemimpinan yang memberikan solusi dan alternatif, bukan kepemimpinan yang hanya piawai dalam memberikan perintah dengan mengorbankan rakyat. Be a leader with a ladder, not a Boss with an Order. (Mridha,2018). Jadilah pemimpin yang memiliki tangga untuk solusi, dan bukan sekadar Pemimpin yang hanya bisa memerintah. Jangan jadi pemimpin yang hanya bentik curuk balas nunjuk. Apa yang ditampilkan Pangeran Kornel ini juga sisi lain dari pemimpin yang berani mengambil resiko untuk kemaslahatan masyarakat luas.

Ketiga, persitiwa heroik dua abad silam adalah ekspresi kecerdikan (smart thinking) seorang pemimpin. Apa yang dilakukan Pangeran Kornel juga ekspresi seorang pemimpin/Bupati yang cerdik dan berani dalam menyikapi fenomena yang terjadi pada saat itu. Seorang pemimpin kabupaten (regent) yang berani melawan pemimpin nasional/Penjajah Belanda.

Dalam sejarah pembangunan Jalan pos Anyer-Panarukan, bisa jadi ada puluhan wilayah kabupaten yang dilewati. Semua bupati yang kena mega proyek tersebut, nyaris bersepakat dan hanya “nurut” saja dengan Penjajah Belanda dan tak melakukan perlawanan. Namun di Sumedang, bupatinya melawan. Dia cerdik. Ia pemberani. Ia sendiri datang menyambut Gubernur Jenderal Dandels. Ia hadir untuk berargumen dengan penampilan yang unik yang bernada melawan.

Dengan segala argumen yang dikemukakan, Daendels yang kejam dan bengis tersebut bisa luluh. Sang Giubernur memahami argumen yang dikemukakan Sang Pangeran. Apa yang bisa petik dari peristiwa ini, berprilakulah dengan cerdik, gunakan strategi yang tepat untuk kemaslahatan rakyat banyak. Semua didasari karena rasa deudeuh. Rasa cinta yang tulus dari seorang bupati bagi rakyatnya.

Itulah peristiwa Cadas Pangeran yang melegenda. Lesson learnt yang bisa kita petik adalah jadilah pemimpin yang mencintai rakyat atau masyarakatnya. Pemimpin yang segala tindakan dan programnya untuk kesejahteraan rakyat. Pemimpin yang memberi maslahat bagi masyarakatnya. Dalam kontek pendidikan, hal ini antara lain diekspresikan pada kebijakan sekolah/universitas yang dibangun atas rasa cinta, rasa deudeuh, melalui pedagogi kasih sayang kepada siswa/mahasiswanya dan masyarakat luas. ***

Total Views: 499

Continue Reading

Previous: SENSEI, GURU DI JEPANG
Next: Menelisik Pengelolaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Berbasis PMM

Related Stories

WhatsApp Image 2025-04-10 at 09.11.55
  • Opini

Fingerprint Upaya Meningkatkan Disiplin Pegawai di SMPN 4 Cipeundeuy

bidangsmp 10 April 2025
dinn wahyudin
  • Opini

“GENERASI ISMAIL” ABAD 21

bidangsmp 16 June 2024
eiisi khusus guru penggerak kbb 2024 (2)
  • Opini

MENGGALI POTENSI PESERTA DIDIK DENGAN PENGEMBANGAN DIRI

bidangsmp 9 June 2024

Tautan

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

हाल के पोस्ट

  • MGMP Bhs. Inggris SR 02 KBB sukses Gelar Workshop Bertajuk “Making Meaning Beyond Words: Exploring Multimodal Literacy in the English Classroom”
  • Istighosah Puncak Peringatan Hardiknas Tingkat Bandung Barat 2025
  • Pakaian Adat Semarakan Peringatan Hardiknas Tingkat Bandung Barat 2025
  • Ribuan Guru Bandung Barat Meriahkan Hardiknas 2025
  • Marching Band SMPN 1 Cisarua Siap Meriahkan Hardiknas 2025

हाल की टिप्पणियां

  1. bidangsmp on Teknik Pembelajaran Sosial-Emosional
  2. NeptunBahis Giris on Peran Guru Penggerak dalam Menggerakkan Komunitas Praktisi di Sekolah
  3. Yuli on Sambut Tahun Pelajaran 2023/2024, MKKS SR 01 SMP KBB Gelar Workshop IKM
  4. N. Mimin Rukmini on Guru Penggerak Angkatan 7 KBB Terbitkan Buku “Mereka yang Merrdeka”
  5. N. Mimin Rukmini on SMPN 2 Cikalongwetan Rebut Juara Umum GEFUC-2nd

अभिलेखागार

  • May 2025
  • April 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024
  • February 2024
  • January 2024
  • December 2023
  • November 2023
  • October 2023
  • September 2023
  • August 2023
  • April 2023
  • March 2023
  • November 2022
  • May 2021
  • April 2021
  • March 2021
  • November 2020
  • October 2018
  • March 2018

श्रेणियाँ

  • Artikel Populer
  • Berita
  • Edaran
  • Opini
  • PPPK 2022
  • PPPK 2023
  • Sastra
  • Tak Berkategori

You may have missed

KBB 1
  • Berita

MGMP Bhs. Inggris SR 02 KBB sukses Gelar Workshop Bertajuk “Making Meaning Beyond Words: Exploring Multimodal Literacy in the English Classroom”

bidangsmp 7 May 2025
WhatsApp Image 2025-05-02 at 14.56.19
  • Berita

Istighosah Puncak Peringatan Hardiknas Tingkat Bandung Barat 2025

bidangsmp 2 May 2025
WhatsApp Image 2025-05-02 at 07.03.18
  • Berita

Pakaian Adat Semarakan Peringatan Hardiknas Tingkat Bandung Barat 2025

bidangsmp 2 May 2025
hardiknas KBB
  • Berita

Ribuan Guru Bandung Barat Meriahkan Hardiknas 2025

bidangsmp 2 May 2025
Copyright © All rights reserved. | MoreNews by AF themes.